Minggu, 08 Januari 2023

Sejarah Perjanjian Hudaibiyah 3

PART 3

Dengan hasil kesepakan seperti ini, maka kaum Muslimin harus kembali ke Madinah dengan harapan akan kembali ke Makah pada tahun depan. Sebagian besar dari mereka pulang dengan parasaan barat hati. Kalau tidak karena perintah Nabi, mereka tidak akan dapat menahan hati. Tiada biasanya mereka menerima kekalahan atau menyerah tanpa berperang.[1]Dalam perjalanan menuju Madinah tiba-tiba turun wahyu kepada Nabi yaitu surat al-Fath, Surat ini kemudian dibacakan Nabi kepada para sahabat-sahabat-Nya :

“Kami telah memberikan kepadamu suatu kemenangan yang nyata; supaya Tuhan mengampuni kesalahanmu yang sudah lalu dan yang akan datang, dan Tuhan akan mencukupkan karunia-Nya kepadamu serta membimbing engkau ke jalan yang lurusdan supaya Allah menolongmu dengan pertolongan yang kuat (banyak)”

Turunnya ayat ini merupakaan kabar gembira yang menyejukkan jiwa mereka dan menyembuhkan luka hati. Mereka sangat yakin terhadap informasi yang datang dari Al-Qur’an karena mereka adalah generasi yang dibentuk oleh kitab tersebut. Bahwa ternyata perjanjian yang telah disepakati tersebut sebenarnya mengandung hikmah yang sangat besar. Seperti yang ditegaskan oleh Ibnu Mas’ud r.a. dikatakan[2], “Sesungguhnya kalian menyangka kemenangan yang dimaksud ayat itu adalah ditaklukkannya Makkah, padahal kami mengatakan bahwa, yang dimaksud kemenangan adalah perjanjian damai di Hudaibiyah”.[3]

Ibnu Katsir mengatakan bahwa surat yang mulia ini turun ketika Rasulullah s.a.w kembali dari Hudaibiyah di bulan dzulqaidah tahun ke-6 H yang pada saat itu dihalang-halangi oleh kaum musyrikin untuk memasuki Masjidil Haram dalam menunaikan umroh. Kaum musyrikin cenderung untuk mengadakan perjanjian dan gencatan senjata serta meminta Rasulullah s.a.w pulang pada tahun ini dan kembali lagi pada tahun berikutnya. Tawaran ini disambut oleh Rasulullah s.a.w meskipun tampak kekurangsukaan diwajah sebagian sahabat, diantaranya Umar bin Khottob r.a. Setelah mereka menyembelih hewan-hewan kurbanya dan pada saat pulang kemudian Allah s.w.t menurunkan surat ini yang menceritakan tentang apa yang terjadi diantara Rasulullah s.a.w dengan mereka—orang-orang Quraisy—dan menyatakan bahwa perjanjian tersebut adalah kemenangan dikarenakan berbagai maslahat yang ada didalamnya.[4]



[1] Muhammad Husayn Haikal, Hayat Muhammad (Cairo: Dar al-Ma’arif, 1935), 383.

[2] Tafsir Ibnu Katsir juz IV: 182  

[3] Berutu, Ali G. 2019. “STRATEGI POLITIK NABI MUHAMMAD SAW Dalam Perjanjian Hudaibiyah.” OSF Preprints. December 14. doi:10.13140/RG.2.2.24647.04009.

[4] Tafsir Ibnu Katsir juz VII hal 325

BACA JUGA

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Silahkan komentar disini

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda