Kegelisahanku hari ini
MEROSOTNYA
MORAL PARA PEMIMPIN KAMI
Demokrasi
telah memberi ruang yang seluas-luasnya kepada setiap golongan masyarkat untuk
ikut bertarung dalam kancah perpolitikan di tanah air baik lokal maupun pusat.
Maka tidak heran dizaman sekarang ini banyak orang-orang berlomba-lomba untuk
menduduki kursi empuk eksekutif maupun legeslatif tanpa memandang golongan dan
latar belakang pendidikan. Setuju atau tidak dizaman sekarang ini modal utama
untuk maju ke pemeilihan eksekutif dan legeslatif setidaknya memerlukan dua
faktor pendudukung, pertama adalah popularitas dan kedua adalah kekuatan
finansial (uang). Kedua faktor tersebut sama sekali tidak memenuhi syarat
menjadi seorang pemimpin, karena pada dasarnya seorang pemimpin harus bisa
menjadi panutan terhadap yang dipimpin, inilah yang terkadang terabaikan dalam
sistem demokrasi kita sekarang ini.
Pemimpin
yang hanya mengandalkan popularitas dan kekuatan finansial terkadang tidak
dibarengi dengan keelokan moral, sehingga hal ini akan menimbulkan masalah yang
tersendiri bagi kelangsungan negara kita kedepan. Sebenarnya nilai-nilai moral
dan etika perlu ditanamkan kepada setiap pemimpin kita kedepannya, dengan
demikian diharapakan pemimpin kita dapat mengemban amanah yang dialamatkan
kepadanya. Saat ini kenyataan yang kita dapati hanya berupa pemimpin yang
korup dan kehidupan yang serba hedonisme
(poya-poya) inilah penyakit kronis pemimpin di negeri ini.
Banyak
kepala daerah atau para anggota dewan yang “katanya” terhormat hidup dengan
gelimangan harta sementara disekelilingnya masih hidup dalam garis kemiskinan.
Bukankah mereka dipilih untuk mensejahterakan rakyatnya? Tapi kenyataan saat
ini rakyat hanya sebagai barang dagangan para pemimpin tersebut, atas nama
rakyatlah mereka menjalankan program-program pemerintah baik dari tingkat
daerah sampai tingkat pusat, tapi apa yang didapatkan rakyat dari
program-program tersebut?....lalu bandingkan dengan apa yang didapatkan oleh
para pemimpin kita dari setiap proyek-proyek yang dijalankan ditengah-tengah
masyrakat, belum lagi proyek tersebut sebenarnya tidak layak bila dibandingkan
dengan nominal rupiah yang dianggarkan untuk proyek tersebut. Sehingga apa yang
terjadi kemudian adalah tidak dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Banyak kasus-kasus
seperti ini di daerah-daerah, bangunan yang menghabiskan anggaran puluhan
sampai ratusan juta rupiah tidak dapat dipergunakan dan menjadi bagunan bak
rumah hantu. Lalu apa sebenarnya tujuan mereka mengadangan proyek itu? apakah
benar untuk mensejahterakan rakyat? Atau hanya menjual nama rakyat? (cukup anda
nilai sendiri).. Belum lagi proyek-proyek yang tidak tepat sasaran sehingga
komplitlah sudah penderitaan rakyat didaerah tersebut.
Disisi lain
buruknya moral para pemimpin kita dapat kita lihat dari tingkah laku mereka
ketika mereka melakukan perjalanan dinas keluar daerah. Perjalanan yang pada dasarnya
dibiayai oleh rakyat dengan harapan dapat menyelesaikan permasalahan sosial-ekonomi
rakyatnya guna untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat cenderung
disalahgunakan dengan seenaknya saja,. Mungkin kemegahan ibu kota telah
melalaikan fungsi dan peran mereka di tengah-tengah masyarakat. Mereka bak
sekumpulan kerbau Afrika yang baru saja menemukan hamparan padang rumput yang
huijau dan aliran sungai yang bersih dan segar, mereka melahap semua
rumput-rumput segar itu tampa memikirkan teman-temannya yang ditinggal ditempat
asalnya berada. Belum lagi kehidupan gemerlap
ibu kota terkadang telah melalaikan siapa mereka, mereka tampaknya tidak
sadar bahwa kehidupan ini hanyalah sementara.
Pada
akhirnya perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia kita kedepannya,
peningkatan SDM yang dimaksud harus menyertakan nilai-nilai budaya dan agama
sehingga kedepannya terlahir pemimpin kita yang berakhlak dan berbudi pekerti
luhur tidak lagi seperti pemimpin sekarang ini yang jauh dari nilai-nilai moral
dan agama yang kita yakini bersama ditengah-tengah masyarakat.
Kalimat terkhir
dari tulisan ini adalah, mari kita ingat dan camkan baik-baik “Tiap-tiap Kita
adalah pemimpin dan setiap pemimpin itu akan dimintai pertanggung jawabannya”
pertanggung jawaban yang saya maksud bisa jadi oleh negara ataupun oleh tuhan
yang maha kuasa.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ciputat, 07 September 2016
AGB
Label: MENULIS
0 Komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar disini
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda